Kamis, 30 April 2015

2015, Kecepatan Internet di Indonesia Bisa Tembus 8 Mbps?

2015, Kecepatan Internet di Indonesia Bisa Tembus 8 Mbps?

JAKARTA (IndoTelko) – Menkominfo Tifatul Sembiring optimistis rata-rata kecepatan internet di kota-kota besar Indonesia pada 2015 mendatang bisa menembus 2 Mbps- 8 Mbps.
“Tahun 2015 kita targetkan kota-kota besar di Indonesia sudah merata jaringan broadband dengan kecepatan akses sekitar 2 Mbps hingga 8 Mbps,” kicau sang Menteri dalam akun Twitter @Tifsembiring, kemarin.
Tifatul berkicau pasca keluarnya laporan terbaru dari  Akamai Technologies Inc  yang berisi data-data mengenai kecepatan koneksi internet, jumlah traffic, adopsi broadband, dan serangan cyber dari hasil survei 122 negara di seluruh dunia yang tergabung dalam Akamai Intelligent Platform untuk kuartal III 2013 belum lama ini.
Dalam laporan tersebut dinyatakan angka kecepatan koneksi internet dunia telah meningkat sebesar 10% dibanding kuartal lalu menjadi 3,6 megabit per detik (Mbps). Jumlah yang merupakan rata-rata global itu masih lebih tinggi dibandingkan kecepatan koneksi internet Indonesia yang pada kuartal ini tercatat sebesar 1,5 Mbps di posisi ke-115.
Angka tersebut mendudukkan Indonesia di posisi kedua terbawah di antara negara-negara Asia Pasifik, dalam hal kecepatan koneksi internet rata-rata. Di wilayah ini, Indonesia hanya lebih tinggi dari India yang mencatat angka 1,4 Mbps.
Negara-negara lain yang termasuk dalam wilayah Asia Pasifik adalah Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam, China, Selandia Baru, Australia, Singapura, Taiwan, Hongkong, Jepang, dan Korea Selatan. Koneksi tercepat dipegang oleh Korea Selatan dengan angka rata-rata 22,1 Mbps.
Dilihat dari segi adopsi broadband, sebanyak 70% pengguna internet Korea Selatan menikmati kecepatan di atas 10 Mbps, sementara Indonesia hanya 0,1%. Jika standar tersebut diturunkan menjadi 4 Mbps, maka sebesar 93%  koneksi internet di Korea Selatan sudah melewati angka tersebut, berbanding 1,8%  di Indonesia.
Laporan Akamai ini seperti memperkuat temuan  dari Ericsson ConsumerLab 2013  yang menyatakan Jakarta tak dapat memenuhi batas minimal 160 kbps untuk layanan music streaming.
Jika dilihat, keberanian Tifatul melontarkan prediksi meningkatnya kecepatan internet pada tahun depan tak bisa dilepaskan dari akan digelarnya  teknologi Long Term Evolution (LTE)  di akhir tahun 2014. Apalagi, pemerintah sudah tak galau menetapkan frekuensi yang dipilih yakni di 1.800 MHz dan 2,3 GHz.    
Andalkan Mobile
Tifatul sendiri menyakini kunci dari perkembangan internet di Indonesia adalah pemerataan infrastruktur.  “Kami terus melakukan pemerataan infrastruktur. Blank spot seluler hanya  6% wilayah Papua. Seluruh desa Indonesia sudah ada telepon, tiap kecamatan ada Internet,” klaimnya.
Menurutnya, hal yang menjadi masalah di Indonesia adalah infrastruktur dibangun secara deret hitung, namun pengguna tumbuh secara eksponensial. Hal itu terlihat dimana 2012 jumlah IP Address Indonesia sudah mencapai 72 juta.
Hal lainnya adalah lebih dari 70% pengguna Internet memakai perangkat bergerak dan suka mengunduh konten yang boros bandwidth.Akibatnya terjadi lack of spectrum bandwidth.
“Masing-masing berebut untuk memakai jalur yang sama sehingga kecepatan menjadi lambat. Ini fenomena kota-kota besar, di Beijing saja sangat susah dapat sinyal 3G di siang hari. India saja yang sudah punya Silicon Valley di Bengalore masih terkendala dengan tingginya jumlah pengguna. www.indotelko.com/kanal?c=id&it=2015-Kecepatan-Internet-di-Indonesia-Bisa-Tembus-8-Mbps

Tidak ada komentar:

Posting Komentar